07 October 2018

Kurang Kerjaan? Angkasa Pura 2 Bangun PLTS



PT Angkasa Pura II (Persero) bersinergi dengan PT Bukit Asam (Tbk) menandatangi Nota Kesepahaman dalam rangka Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Nota Kesepahaman ditandatangani di Kantor Pusat PT Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta oleh wakil dari PT Angkasa Pura II (Persero) Director of Engineering and Operation Djoko Murjatmodjo dan PT Bukit Asam (Tbk) oleh Direktur Pengembangan Usaha, Fuad I.Z. Fachroeddin.
Director of Engineering and Operation PT Angkasa Pura II (Persero), Djoko Murjatmodjo menyatakan energi alternatif dan terbarukan diperlukan oleh PT Angkasa Pura II (Persero) untuk menopang penggunaan listrik PLN yang sangat besar.
“Dengan melihat dampak cost penggunaan listrik yang tinggi, maka apabila ada sumber energi listrik yang lebih murah dibandingkan PLN, dapat dipertimbangkan untuk menggunakan listrik alternatif dalam mencapai efisiensi operasi bandara. Ke depannya, akan dilanjutkan pembuatan PKS dengan aspek komersial di dalamnya,” katanya.

05 October 2018

Gak Perform, Direksi Garuda Indonesia Diganti Lagi

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia, sore ini (12/9) menyetujui perubahan direksi Garuda Indonesia. RUPSLB memutuskan untuk mengganti jajaran direksi perseroan, antara lain mengganti Direktur Utama Pahala N Mansury dengan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.
“Intinya formasi sudah dapat persetujuan pemegang saham, dan diskusi kami sebelumnya. Terima kasih dukungan pemegang saham, kami manajemen baru mengucapkan terima kasih manajemen lama,” kata Askhara Danadiputra usai RUPSLB di kawasan Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, hari ini (12/9).
Berikut susunan direksi baru Garuda Indonesia berdasar keputusan RUPSLB:
  • Direktur Utama: I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra
  • Direktur Niaga: Pikri Ilham Kurniansyah
  • Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha: Mohammad Iqbal
  • Direktur Operasi: Bambang Adisurya Angkasa
  • Direktur Keuangan dan Manajeman Risiko: Fuad Rizal
  • Direktur Human Capital: Heri Akhyar
  • Direktur Teknik: I Wayan Susena
  • Direktur Layanan: Nicodemus Panarung Lampe
Selain mengganti susunan direksi, RUPSLB juga menetapkan sejumah nama sebagai komisaris perseoran, antara lain menetapkan Agus Santoso (mantan Dirjen Perhubungan Udara) sebagai Komisaris Utama/Independen.

03 October 2018

Rupanya Industri Penerbangan di Indonesia juga Rentang Serangan Siber

Industri Penerbangan 4.0 yang berbasis teknologi informasi digital (siber), selain meningkatkan kinerja bisnis dan operasional, rupanya juga berpotensi ancaman yang sangat serius. Hal ini pun harus diantisipasi sedini mungkin.
Menurut Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara M Pramintohadi Sukarno, adopsi teknologi informasi dan komunikasi dalam bisnis proses saat ini adalah suatu keharusan di berbagai bidang, termasuk di penerbangan. Manfaat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi adalah untuk meningkatkan konektivitas, keamanan dan efisiensi biaya. Semua hal dalam penerbangan seperti bisnis, operasional, layanan darat, komunikasi-navigasi dan surveillance (CNS), infrastruktur bandara, manajemen lalu lintas udara (ATM), dan rantai pasokan kargo udara sekarang menggunakan sistem siber.
“Namun ada kerentanan dan peluang sistem untuk dieksploitasi yang disebut serangan siber. Serangan siber dapat terjadi dalam sistem reservasi tiket penerbangan, teknologi bandara, sistem informasi dan sebagainya. Untuk itu perlu sistem keamanan siber yang kuat. Sistem keamanan siber diperlukan dalam penerbangan sehingga serangan siber dapat dilawan sedini mungkin dan dapat diperbaiki dengan cepat,” ujar Pramintohadi, Selasa (18/9), di Jakarta, dalam sebuah forum pertemuan dengan Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/ FAA).
Pertemuan itu merupakan forum pertukaran informasi dan best practices terkait bentuk ancaman kejahatan siber, perkembangannya serta penanganannya di sektor penerbangan sipil dalam rangka meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan.

01 October 2018

Sering Dicela, Bandara Soekarno Hatta Rupanya Punya Penerbangan Koneksi Terbanyak

Bandara Internasional Soekarno-Hatta rupanya punya penerbangan koneksi terjadwal terbanyak ke-2 di kawasan Asia Pasifik dan  ywrkoneksi ke-10 dunia mengalahkan bandara  Incheon Korea, KLIA Malaysia dan Bandara Hongkong. Demikian disebutkan dalam laporan Megahubs International Index 2018 – The World’s Most Internationally Connected Airports yang dikeluarkan lembaga air travel intelligence asal Inggris, OAG. Dalam laporan tersebut, Bandara Internasional Soekarno-Hatta mendapatkan nilai indeks konektivitas 249 atau hanya terpaut 4 poin dari Bandara Internasional Changi – Singapura yang memiliki nilai indeks 253.
Adapun dalam proses penentuan nilai indeks tersebut, OAG menghitung total kemungkinan konektivitas bandara untuk penerbangan datang dan keluar dalam masa jendela waktu 6 jam. Dimana kriteria penentuan konektivitas diantaranya adalah penerbangan internasional menuju maupun dari bandara tersebut (single international connections) dan penerbangan internasional yang termasuk domestik ke internasional, internasional ke domestik, maupun international ke internasional.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, “Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk di Indonesia dengan jumlah pergerakan pada tahun 2017 mencapai lebih dari 63 juta penumpang per tahun. Untuk mengakomodir pertumbuhan jumlah penumpang yang terus merangkak naik, Bandara Internasional Soekarno-Hatta terus bersolek baik di sisi darat maupun sisi udara, untuk memaksimalkan potensinya.”

29 September 2018

Tak Kunjung Ramai Penerbangan Internasional, Bandara Internasional Belitung Itu Akhirnya Diambil Alih

Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung bakal dikelola PT Angkasa Pura (AP) II. Proses pengambilalihan pengelolaannya dari Ditjen Perhubungan Udara dipercepat dengan target selesai sebelum tahun 2018 ini berakhir. Gerbang udara ke objek wisata Laskar Pelangi yang sudah ditetapkan sebagai bandara internasional pada 25 Januari 2017 ini pun kapasitasnya akan bertambah besar.
“Ini merupakan salah satu strategi yang bagus dalam mengembangkan kinerja dan performa bandara di Indonesia dari waktu ke waktu,” kata M Pramintohadi Sukarno, Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara, dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait rencana Kerjasama Pengalihan Pengelolaan Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin di Jakarta, Jumat (21/9/2018).
Pramintohadi melanjutkan, “Saya yakin bahwa alih kelola ini akan diikuti berbagai inovasi, seperti modernisasi bandara, rute-rute penerbangan akan bertambah, implementasi IT serta sistem otomasi pelayanan, sehingga customer satisfaction selalu meningkat.”
Perjanjian antara dua pihak tersebut mengikat selama 25-35 tahun, sehingga kesempatan untuk pengembangan bandara bisa lebih optimal. “Ini adalah kesempatan bagi rekan kita di daerah untuk belajar mengelola bandara agar lebih agresif. Hal ini merupakan tantangan yang positif bagi seluruh pihak,” tutur Pramintohadi.

27 September 2018

Bandara di Indonesia Rupanya Bikin Bingung Si Arsitek Ini

Ini ulasan tentang bandara versi seorang arsitek, Sukendro Sukendar Prijoso, yang memenangkan Sayembara Desain Bandar Udara Nusantara 2015. Bersama timnya, ia merancang terminal Bandara Mali di Alor, Nusa Tenggara Timur, dengan desain yang unik, simpel, dan ramah lingkungan.
Sukendro menyukai bandara yang tidak membuat penumpang bingung. Katanya, bandara harus jelas artikulasinya. “Kamu jalan, sudah tahu; oh ini akan ke sini, akan ke sana, dan tak merasa jauh. Ketika jaraknya jauh pun bisa memberikan pengalaman ruang yang berbeda. Kamu jalan nggak di lorong yang gelap tapi kamu bisa melihat air iolam, misalnya,” begitu kalau arsitek yang bicara.
Bandara yang ia rasakan nyaman adalah Bandara Siem Reap di Kamboja. Letaknya dekat Angkor Wat. “Begitu pesawat mendarat, saya merasakan feel-nya. Bandara kecil tapi sangat homy, sangat natural, banyak batu,” ucapnya.
Bandara lainnya yang ia rasakan memiliki keunikan adalah Bandara Venice Marco Polo di Italia. Penumpang turisnya begitu banyak tapi bandaranya kecil saja. Menurut dia, bandara itu tak harus besar karena orang-orang yang bergerak di sana tak merasakan kepadatan. Pengelolanya mengatur pergerakan penumpang dengan sistem yang sangat unik.