27 September 2018

Bandara di Indonesia Rupanya Bikin Bingung Si Arsitek Ini

Ini ulasan tentang bandara versi seorang arsitek, Sukendro Sukendar Prijoso, yang memenangkan Sayembara Desain Bandar Udara Nusantara 2015. Bersama timnya, ia merancang terminal Bandara Mali di Alor, Nusa Tenggara Timur, dengan desain yang unik, simpel, dan ramah lingkungan.
Sukendro menyukai bandara yang tidak membuat penumpang bingung. Katanya, bandara harus jelas artikulasinya. “Kamu jalan, sudah tahu; oh ini akan ke sini, akan ke sana, dan tak merasa jauh. Ketika jaraknya jauh pun bisa memberikan pengalaman ruang yang berbeda. Kamu jalan nggak di lorong yang gelap tapi kamu bisa melihat air iolam, misalnya,” begitu kalau arsitek yang bicara.
Bandara yang ia rasakan nyaman adalah Bandara Siem Reap di Kamboja. Letaknya dekat Angkor Wat. “Begitu pesawat mendarat, saya merasakan feel-nya. Bandara kecil tapi sangat homy, sangat natural, banyak batu,” ucapnya.
Bandara lainnya yang ia rasakan memiliki keunikan adalah Bandara Venice Marco Polo di Italia. Penumpang turisnya begitu banyak tapi bandaranya kecil saja. Menurut dia, bandara itu tak harus besar karena orang-orang yang bergerak di sana tak merasakan kepadatan. Pengelolanya mengatur pergerakan penumpang dengan sistem yang sangat unik.