03 October 2018

Rupanya Industri Penerbangan di Indonesia juga Rentang Serangan Siber

Industri Penerbangan 4.0 yang berbasis teknologi informasi digital (siber), selain meningkatkan kinerja bisnis dan operasional, rupanya juga berpotensi ancaman yang sangat serius. Hal ini pun harus diantisipasi sedini mungkin.
Menurut Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara M Pramintohadi Sukarno, adopsi teknologi informasi dan komunikasi dalam bisnis proses saat ini adalah suatu keharusan di berbagai bidang, termasuk di penerbangan. Manfaat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi adalah untuk meningkatkan konektivitas, keamanan dan efisiensi biaya. Semua hal dalam penerbangan seperti bisnis, operasional, layanan darat, komunikasi-navigasi dan surveillance (CNS), infrastruktur bandara, manajemen lalu lintas udara (ATM), dan rantai pasokan kargo udara sekarang menggunakan sistem siber.
“Namun ada kerentanan dan peluang sistem untuk dieksploitasi yang disebut serangan siber. Serangan siber dapat terjadi dalam sistem reservasi tiket penerbangan, teknologi bandara, sistem informasi dan sebagainya. Untuk itu perlu sistem keamanan siber yang kuat. Sistem keamanan siber diperlukan dalam penerbangan sehingga serangan siber dapat dilawan sedini mungkin dan dapat diperbaiki dengan cepat,” ujar Pramintohadi, Selasa (18/9), di Jakarta, dalam sebuah forum pertemuan dengan Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/ FAA).
Pertemuan itu merupakan forum pertukaran informasi dan best practices terkait bentuk ancaman kejahatan siber, perkembangannya serta penanganannya di sektor penerbangan sipil dalam rangka meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan.

01 October 2018

Sering Dicela, Bandara Soekarno Hatta Rupanya Punya Penerbangan Koneksi Terbanyak

Bandara Internasional Soekarno-Hatta rupanya punya penerbangan koneksi terjadwal terbanyak ke-2 di kawasan Asia Pasifik dan  ywrkoneksi ke-10 dunia mengalahkan bandara  Incheon Korea, KLIA Malaysia dan Bandara Hongkong. Demikian disebutkan dalam laporan Megahubs International Index 2018 – The World’s Most Internationally Connected Airports yang dikeluarkan lembaga air travel intelligence asal Inggris, OAG. Dalam laporan tersebut, Bandara Internasional Soekarno-Hatta mendapatkan nilai indeks konektivitas 249 atau hanya terpaut 4 poin dari Bandara Internasional Changi – Singapura yang memiliki nilai indeks 253.
Adapun dalam proses penentuan nilai indeks tersebut, OAG menghitung total kemungkinan konektivitas bandara untuk penerbangan datang dan keluar dalam masa jendela waktu 6 jam. Dimana kriteria penentuan konektivitas diantaranya adalah penerbangan internasional menuju maupun dari bandara tersebut (single international connections) dan penerbangan internasional yang termasuk domestik ke internasional, internasional ke domestik, maupun international ke internasional.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, “Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk di Indonesia dengan jumlah pergerakan pada tahun 2017 mencapai lebih dari 63 juta penumpang per tahun. Untuk mengakomodir pertumbuhan jumlah penumpang yang terus merangkak naik, Bandara Internasional Soekarno-Hatta terus bersolek baik di sisi darat maupun sisi udara, untuk memaksimalkan potensinya.”

29 September 2018

Tak Kunjung Ramai Penerbangan Internasional, Bandara Internasional Belitung Itu Akhirnya Diambil Alih

Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung bakal dikelola PT Angkasa Pura (AP) II. Proses pengambilalihan pengelolaannya dari Ditjen Perhubungan Udara dipercepat dengan target selesai sebelum tahun 2018 ini berakhir. Gerbang udara ke objek wisata Laskar Pelangi yang sudah ditetapkan sebagai bandara internasional pada 25 Januari 2017 ini pun kapasitasnya akan bertambah besar.
“Ini merupakan salah satu strategi yang bagus dalam mengembangkan kinerja dan performa bandara di Indonesia dari waktu ke waktu,” kata M Pramintohadi Sukarno, Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara, dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait rencana Kerjasama Pengalihan Pengelolaan Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin di Jakarta, Jumat (21/9/2018).
Pramintohadi melanjutkan, “Saya yakin bahwa alih kelola ini akan diikuti berbagai inovasi, seperti modernisasi bandara, rute-rute penerbangan akan bertambah, implementasi IT serta sistem otomasi pelayanan, sehingga customer satisfaction selalu meningkat.”
Perjanjian antara dua pihak tersebut mengikat selama 25-35 tahun, sehingga kesempatan untuk pengembangan bandara bisa lebih optimal. “Ini adalah kesempatan bagi rekan kita di daerah untuk belajar mengelola bandara agar lebih agresif. Hal ini merupakan tantangan yang positif bagi seluruh pihak,” tutur Pramintohadi.

27 September 2018

Bandara di Indonesia Rupanya Bikin Bingung Si Arsitek Ini

Ini ulasan tentang bandara versi seorang arsitek, Sukendro Sukendar Prijoso, yang memenangkan Sayembara Desain Bandar Udara Nusantara 2015. Bersama timnya, ia merancang terminal Bandara Mali di Alor, Nusa Tenggara Timur, dengan desain yang unik, simpel, dan ramah lingkungan.
Sukendro menyukai bandara yang tidak membuat penumpang bingung. Katanya, bandara harus jelas artikulasinya. “Kamu jalan, sudah tahu; oh ini akan ke sini, akan ke sana, dan tak merasa jauh. Ketika jaraknya jauh pun bisa memberikan pengalaman ruang yang berbeda. Kamu jalan nggak di lorong yang gelap tapi kamu bisa melihat air iolam, misalnya,” begitu kalau arsitek yang bicara.
Bandara yang ia rasakan nyaman adalah Bandara Siem Reap di Kamboja. Letaknya dekat Angkor Wat. “Begitu pesawat mendarat, saya merasakan feel-nya. Bandara kecil tapi sangat homy, sangat natural, banyak batu,” ucapnya.
Bandara lainnya yang ia rasakan memiliki keunikan adalah Bandara Venice Marco Polo di Italia. Penumpang turisnya begitu banyak tapi bandaranya kecil saja. Menurut dia, bandara itu tak harus besar karena orang-orang yang bergerak di sana tak merasakan kepadatan. Pengelolanya mengatur pergerakan penumpang dengan sistem yang sangat unik.

25 September 2018

Sekali Lagi Lion Air Group Rusakkan Bagasi Penumpang

Ada foto koper warna kuning yang rusak di salah satu whatsapp group. Tulisannya: “Prilaku Wings Air di Bandara Bali, koper gress baru hancur berantakan, padahal sdh ada stiker Fragile”.
Tentu saja foto itu ada yang menanggapi. Dialognya begini: “Kok bisa bolong begitu ya.” .. “Kayaknya dilempar Uda.”… “Waduh…nggak Baca atau nggak ngerti “fragile” doi bin..”
Itu benar-benar tulisan aslinya. Koper rusak itu milik seorang wartawan yang terbang dengan Wings Air dan mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Betul kalau untuk penanganan bagasi penumpang yang bertanggung jawab adalah maskapai penerbangan yang mengangkutnya. Makanya tudingan “yang merusakkan” koper itu pun dialamatkan pada Wings Air.

Inilah Nasib Terbaru Pesawat N219 yang oleh Presiden Joko Widodo Dikasih Nama NURTANIO

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendukung penggunaan pesawat N219 Nurtanio dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai sarana transportasi untuk menjangkau daerah terpencil. Dia pun meminta pemerintah daerah menggunakannya dan pengguna produk aviasi bekerja sama dengan industri penerbangan Indonesia.
Menhub mengatakan hal tersebut dalam acara International Seminar On Aerospace Science And Technologi (ISAST) VI-2018 di Jakarta, Selasa (25/9/2018). ISAST keeenam bertema “Aeronautics and Space Technology Research and Industrial Development” ini sebagai ajang pertukaran informasi mutakhir serta mencari peluang kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan industri strategis yang ada di Indonesia dan dunia.
Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro menyambut dukungan Menhub tersebut karena dari riset pasar yang sudah dilakukannya, pasar N219 Nurtanio untuk domestik itu 230 unit. Peminat yang sudah menyatakannya dalam letter of intend sekitar 165 unit.
Sampai mana produk pesawat hasil desain PTDI bersama Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) tersebut? Masih proses sertifkasi tipe pesawat dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Targetnya, tahun 2019 mendapat sertifikasi dan diproduksi.
Program Manager N219 Nurtanio Palmana Banandhi menjelaskan, pesawat 19 kursi ini sekarang sudah mengantongi 40 jam terbang, sejak mulai terbang pada 16 Agustus 2017. Kapan bisa mengantongi kurang lebih 300 jam terbang untuk memperoleh sertifikasi? Pada Oktober 2018, pesawat prototipe kedua diharapkan mulai mendampingi prototipe pertama dalam mengumpulkan jam terbang. Apakah kemudian target untuk mendapatkan sertifikasi tahun 2019 tercapai?