Wali Kota Palu Rusdy Mastura menyatakan bahwa Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyetujui usulan perubahan nama Bandara Mutiara, Palu, menjadi Bandara Mutiara SIS Aljufri. Perubahan nama yang dilakukan memang tidak 100 persen, melainkan hanya menambahkan nama SIS Aljufri saja.
Rusdy menceritakan, Bandara Mutiara merupakan nama pemberian dari Presiden Soekarno saat mendarat di Kota Palu pada 1957. Awalnya bandara ini memiliki nama Masovu yang merupakan Bahasa Kalili yang berarti berdebu. Alasan Soekarno memberi nama Bandara Mutiara karena melihat daerah Palu yang dulu termasuk dalam Kabupaten Donggala itu berkilauan seperti mutiara.
Namun, Pemerintah Kota Palu merasa perlu memberikan tambahan nama dengan alasan SIS Aljufri merupakan tokoh agama yang sudah dianggap pahlawan di Kota Palu, Sulawesi Tengah. “”Saya jelaskan kepada Pejabat Kementerian Perhubungan tadi, mutiara yang dimaksud adalah SIS Aljufri yang merupakan tokoh agama dan sudah dianggap pahlawan di Kota Palu,” kata Rusdy seperti dilansir Tribunnews.com.
SIS Aljufri sendiri adalah tokoh penyebar agama Islam di Sulawesi Tengah hingga wafat di Kota Palu pada 1969. SIS Aljufri yang juga akrab disapa Guru Tua adalah tokoh penyebar agama sekaligus pendiri organisasi keagamaan Alkhairaat yang tumbuh dan berkembang pesat di wilayah timur Indonesia.