Tigerair Mandala pada tahun ini akan memperlambat laju ekspansinya dalam menghadapi kondisi pasar yang kurang menguntungkan di Indonesia. Seluruh maskapai penerbangan terkena imbas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang cukup tajam belakangan ini, sehingga menyebabkan biaya menrangkak naik, namun harga tiket tetap rendah akibat kompetisi yang ketat.
Seperti dikutip dari CAPA, Tigerair Mandala mengakhiri 2013 dengan hanya sembilan pesawat Airbus A320. Padahal sebelumnya perusahaan berencana mengakhiri 2013 dengan 12 pesawat dan meningkat menjadi 18 pesawat pada 2014. Rencana ini pada akhirnya diubah, dan Tigerair Mandala telah berkomitmen hanya akan mendatangkan tiga pesawat Airbus A320 saja pada 2014. Namun, perusahaan bisa saja mendatangkan pesawat yang lebih banyak pada semester kedua 2014 dengan menunggu dan melihat kondisi pasar terlebih dahulu.
Tahun ini Tigerair Mandala akan melakukan restrukturisasi rute yang ada, dengan menutup rute-rute yang merugi, dan secara signifikan memperlambat ekspansi. Dengan kondisi ini, Tigerair Mandala akan tertinggal cukup jauh dari pesaingnya, seperti Lion Air, Citilink, dan Indonesia AirAsia.
Kedua pemegang saham utama Tigerair Mandala, yaitu Saratoga dan Tiger Airways Holdings, saat ini tidak mau memperbesar pangsa pasar Tigerair Mandala di Indonesia dengan mengorbankan kerugian. Meskipun merugi, kedua pemegang saham berkomitmen mempertahankan Tigerair Mandala untuk pasar Indonesia yang dinamis.